18 April 2016

SEJARAH PENCAK SILAT

Pencak Silat yaa.....siapa yang tidak mengenal Olahraga Seni Bela Diri ini ??? pasti kalian sudah mengenal apa itu Pencak Silat. Pada jaman dahulu Pencak Silat adalah Sebuah Gerakan/Kanuragan Untuk Bela Diri yang berasal dari kawasan Asia Tenggara terutama Indonesia.

Cikal Bakal Pencak Silat

Perkembangan Bela diri Pada Zaman sebelum Penjajahan Belanda berkembang karena peradaban yang tinggi dari bangsa Indonesia, dengan Manusia jawa dan Situs Gunung Padang Sebagai wadahnya, dan kemudian membentuk suatu kekuatan yang besar dan berkembang menjadi masyarakat dan Pemerintahan yang saling menindas antara Pemerintahan/Kerajaan yang satu dengan yang lainnya. Para Ahli Bela diri ini mendapatkan tempat yang tinggi diantara Masyarakat begitu pun dengan para pembuat Senjata-senjata yang sering digunakan Oleh para Ahli bela diri yang disebut E'mpu.

Pada Zaman pemerintahan Trumanegara, Sriwijaya, sampai Majapahit serta kerajaan-kerajaan lainnya para prajurit yang memiliki Kekuatan Bela Diri individual selalu berlomba agar kekuatan beladiri nya semakin berkembang dan mendapatkan Tempat yang lebih tinggi dan lebih dihormati dimata kerajaan.

Pada Zaman Penjajahan Belanda Bela diri (Silat) dilarang untuk dikembangkan karena menurut nya Silat ini dapat menjadi ancaman bagi penjajahan nya di Indonesia sehingga Padepokan/ Perguruan Silat dilarang untuk mengajarkan Kanuragan sehingga perkembangan Silat sebagai Bela Diri menjadi kehilangan pijakan karena Pemerintahan Belanda hanya mengijinkan mengajarkan silat sebagai seni saja yang semata-mata hanya untuk sebuah pertunjukan saja, akan tetapi seiring hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang, pengaruh dari penekanan pada zaman penjajahan ini banyak mewarnai perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya, setelah kerajaan belanda menyerah tanpa syarat, dikarenakan dibantai oleh kerajaan Jerman dan ditakut-takuti oleh Kerajaan Jepang.

Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda, terhadap Pencak Silat didorong dan dikembangkan untuk kepentingan pasukan didikan jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu, di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat, di seluruh Jawa serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah.

Di Jakarta pada zaman jepang para pembina Pencak Silat diusulkan menjadi suatu olahraga yang dipakai sebagai gerakan beladiri pada tiap-tiap sekolah-sekolah, usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita, bertujuan dipergunakan untuk semangat pasukan yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang.

Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu, kita mulai insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam masyarakat kita.

Walaupun pada masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas Nasional, menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia, maka pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) dengan susunan pengurus besar, kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.

Bapak-bapak pendiri IPSI adalah :
  1. Wongsonegoro : Ketua Pusat Kebudayaan Kedu
  2. Soeratno Sastroamidjojo  : Sekretaris Pusat Kebudayaan Kedu
  3. Marjoen Soedirohadiprodjo: Pencak Silat Sumatra
  4. Dr. Sahar  : SHO
  5. Soeria Atmadja  : Pencak Silat Jawa Barat
  6. Soeljohadikoesoemo  : Persaudaraan Setia Hati Terate Madiun
  7. Rachmad Soeronegoro  : Persaudaraan Setia Hati Terate Madiun
  8. Moenadji  : Persaudaraan Setia Hati Terate Solo
  9. Roeslan  : Persaudaraan Setia Hati Terate Kediri
  10. Roesdi Iman Soedjono  : Persaudaraan Setia Hati Terate Kediri
  11. S. Prodjosoemitro  : PORI bagian Pencak
  12. Moh. Djoemali  : Persaudaraan Setia Hati Terate Yogyakarta
  13. Margono  : Persaudaraan Setia Hati Terate Yogyakarta
  14. Soemali Prawirosoedirjo  : Ketua Harian PORI
  15. Karnandi  : Sekretaris Kementerian Pembangunan dan Pemuda
  16. Ali Marsaban  : Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan
Lambang IPSI
Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran kalangan Pencak Silat di seluruh Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.

Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan pada tahun lima puluhan, kurang mendapat perhatian, kemudian mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor, dalam seminar ini pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bangsa Indonesia dengan nama "Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk, di masa lalu tidak semua daerah menggunakan istilah Pencak Silat, beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat, sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat.

Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.

Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, bersumber pada kerohanian, tenaga, suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri manusia dari beladiri juga bencana, dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri dan tenaga kebatinan, definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat PB, IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :
 
Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela atau mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup dan alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Seiring Perkembangan Zaman Pencak Silat ini berkembang bukan hanya sekedar Seni dan Juga Beladiri akan tetapi Silat ini berkembang menjadi Olahraga Prestasi yang diikuti oleh negara-negara di kawasan Asia dan juga dari luar Asia seperti Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.

Pencak Silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas maisng-masing daerah, jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak 820 perguruan/aliran dan di dunia belum terhitung sampai saat ini.

Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan warisan nenek moyang kita, terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran pemerintah berdasarkan pertimbangan lebih baik kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus menasionalisasikan.

Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan khusus olahraga dan bela diri, sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepada setiap perguruan yang ada, sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi: jalur pembinaan seni, olahraga, beladiri, tenaga dalam dan kebatinan, juga dengan saringan dan mesin sosial budaya. 

Di Indonesia banyak Sekali Perguruan-perguruan silat yang berkembang Pesat diantaranya. Gajah Putih, Prisai Diri, Tadjimalela dan sebagainya.

No comments:

Post a Comment